MERENCANAKAN AUDIT dengan PERENCANAAN AUDIT
Perencanaan
audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit
yang diharapkan. Perencanaan audit bersifat relatif terhadap faktor ukuran dan kompleksitas
usaha, pengalaman atas usaha, dan pengetahuan atas bisnis. Perencanaan audit
sangat penting dalam melaksanakan proses audit dengan alasan:
· Untuk memperoleh bahan bukti kompeten yang cukup, hal ini
akan mempengaruhi kualitas audit.
· Untuk menekan biaya Audit agar efisiensi.
· Untuk menghindari terjadinya salah pengertian dengan klien.
Berikut
merupakan tahapan perencanaan audit:
1.
Perencanaan Awal
Pada
tahap perencanaan awal:
1. KAP
memutuskan untuk menerima klien baru atau melanjutkan pelaksanaan audit kalien
lama
2. KAP
mengevaluasi alasan klien atas permintaan auditnya
3. KAP
memilih staf penugasan
4. KAP
memperoleh kesepakatan/kesepahaman dengan klien (Memperoleh Surat Penugasan)
2.
Memahami bisnis klien
Pemahaman
yang diperlukan didapat dengan 5 cara:
a.
Mempelajari bidang usaha dan industri klien meliputi aturan akuntansi, risiko
bisnis dan risiko bawaan klien. Informasi-informasi tersebut bersumber dari:
pengalaman KAP terhadap klien lama, tanya jawab dengan klien, publikasi
informasi oleh industri, laporan keuangan, buku teks atau majalah serta
sumber-sumber relevan lainnya.
b.
Meninjau Kantor dan Pabrik
c.
Menelaah Kebijakan Perusahaan
d.
Mengidentifikasi Pihak-pihak Yang Memiliki Hubungan Istimewa
e.
Mengevaluasi Kebutuhan akan Spesialis
Manfaat KAP yang memahami bisnis
klien yaitu
- membantu mengidentifikasi bidang
yang dianggap krusial,
- sebagai bahan penilaian
terhadap kondisi data akuntansi
- sebagai bahan penilaian terhadap
kewajaran estimasi
- sebagai penilaian kewajaran
representasi manajemen
- sebagai pertimbangan kesesuaian
dengan regulasi.
3. Memahami informasi kewajiban hukum klien
Kewajiban
hukum klien bersumber dari:
· Akte Pendirian dan
AD ART
· Risalah Rapat Dewan
Direksi, Komisaris, Pemegang Saham
· Kontrak-kontrak
usaha
4. Prosedur analitis pengahuluan
Jenis Prosedur Analitis
1.Membandingkan data klien dengan industri
2.Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode
sebelumnya
3.Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh klien
4.Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan auditor
5.Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang menggunakan
data non keuangan
Tabel di bawah ini adalah contoh
prosedur analitis dalam audit,

5. Menentukan materialitas dan resiko
Materialitas merupakan batas toleransi auditor dalam salah saji yang berpengaruh terhadap opini. Resiko yang ditentukan pada tingkat akun dan tingkat laporan keuangan.
Materialitas merupakan batas toleransi auditor dalam salah saji yang berpengaruh terhadap opini. Resiko yang ditentukan pada tingkat akun dan tingkat laporan keuangan.
6. Memahami SPI (Struktur Pengendalian Internal) dan Resiko
Pemahaman terhadap SPI dan Risiko
meliputi:
- Pemahaman SIA untuk Proses Transaksi : Peran SIA dalam proses transaksi dan mengolah informasi dari transaksi. SIA untuk memastikan dilakukannya asersi manajemen
- Penentuan Kemungkinan Salah Saji dalam Setiap Proses Transaksi
- Penentuan Aktivitas Pengendalian:

•Penentuan Prosedur Audit untuk
deteksi efektivitas pengendalian
•Penyusunan program audit

7. Pengembangan rencana dan program
audit
(SYD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar